Pasar Kali Online warga kampung Ledok Tukangan  Yogyakarta.

Yogyakarta - 

Mewabahnya COVID-19 membatasi aktivitas perekonomian masyarakat, bahkan membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Berkaca dari hal tersebut, warga bantaran kali Code membuat pasar kali online (PKO).

PKO memanfaatkan medsos yang terhubung dengan hotline service untuk memudahkan masyarakat dalam memesan beragam produk. Sistem tersebut memperluas jangkauan penjualan warga dan tentunya menambah pemasukan selama pandemi COVID-19.

Salah satu inisiator PKO, Anang Nasichudin menjelaskan bahwa ide tersebut muncul bulan Maret. Namun, karena banyak warga yang menjadi relawan maka PKO baru terealisasi pada bulan Agustus.

Secara mendalam, warga Kampung Ledok Tukangan, Kelurahan Tegalpanggung, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta ini menyebut alasan lain dalam menginisiasi PKO. Alasan itu adalah banyaknya warga yang tidak memiliki penghasilan selama pandemi COVID-19.

"Kami kan tinggal di Kampung Ledok Tukangan, Danurejan dan karena situasi pandemi COVID-19 ini sampai sekarang kami banyak yang stay at home. Selain itu banyak yang menjadi korban PHK," kata Anang saat dihubungi wartawan, Senin (24/8/2020).

Melihat hal tersebut, Anang bersama rekan-rekannya berinisiatif mengajak pemuda setempat untuk mendorong warga yang memiliki usaha makanan berjualan secara online. Mengingat banyak pemilik usaha yang belum melek teknologi, terlebih di masa pandemi ini masyarakat diminta menerapkan jaga jarak.

Setelah kami lihat, warga yang punya usaha rata-rata jualan makanan dan minuman. Nah, dari situ kami mengajak para pemuda untuk mempromosikan jualan warga lewat 3 platform yakni, Facebook, Instagram dan website dengan nama pasar kali online," ujarnya.

"Kenapa kali? Karena kebanyakan yang terlibat di PKO adalah warga bantaran kali Code," lanjutnya.

Anang melanjutkan, untuk website sendiri bernama www.pasarkalionline.wordpress.com sedangkan Facebook dan Instagram menggunakan nama pasar kali online. Ketiga platform itu, kata Anang dikelola oleh warga dan pelaku usaha tinggal memperbarui menu dagangan setiap harinya.

"Instagram menjadi tren dan kita fokus kesana kemudian kami menemui warga menawarkan itu kepada mereka bisa tidak membantu warga menjual produk dengan media kreatif online. Tiap hari kita ada kewajiban update katalog menu terbaru misal hari Senin, Selasa apa saja karena tidak tiap hadi mereka jualan karena ada keperluan-keperluan," ucapnya.

"Konsep pasar kali online ini memiliki nilai plus, karena kami punya kewajiban tiap malam buat desain upload katalog harian di IG, lalu kedua kami mencoba menabrak sistem yang ada di teman-teman kapitalis dalam hal ini ojek online," imbuh Anang

Soal teknis pemesanan, Anang menjelaskan jika masyarakat hanya perlu melihat di postingan menu makan apa hari ini (MARI) terbaru pada 3 platform tersebut. Selanjutnya mereka dapat memilih menu yang akan dipesan.

"Selanjutnya bisa hubungi call servive untuk order melalui nomor WA di 085800605777 atau klik link ini https://bit.ly/3i8EXHW. Pemesanan tinggal tunggu di rumah saja karena akan kami antar sampai di depan rumah," ujarnya.

Di mana untuk biaya ongkos kirim sendiri terbilang sangat terjangkau. Terlebih pengiriman dilakukan pemuda Kampung Ledok Tukangan.

"Jadi kami mencoba dengan ongkir Rp 3 ribu untuk dalam ringroad, asumsinya memberdayakan anak muda, semacam ongkos mereka. Kami juga menyediakan jasa ekspedisi menggunakan sepeda, untuk dalam ringroad Rp 10 ribu dan luar ringroad per satu kilometer Rp 2 ribu," ucapnya.

Lebih lanjut, saat ini sudah ada puluhan warga yang sudah bergabung dan dari puluhan itu baru belasan warga yang ikut dalam PKO. Bahkan saat ini ada belasan warga bantaran kali yang ingin bergabung.

"Jadi dari 35 yang gabung sekarang yang ada di pasar online ada 17-18, karena sengaja kita sortir agar dagangan yang mereka jual tidak sama. Terus untuk yang request masuk ke PKO bertambah 15 orang," ucapnya.

Menyoal dampak PKO terhadap perekonomian masyarakat, Anang mengaku saat ini penjualan warga mengalami peningkatan yang cukup signifikan semenjak menggunakan sistem online.

"Sebelum ada pasar kali online dalam sehari mereka hanya bisa menjual 2 porsi dan sekarang (dengan PKO) bisa menjual 10 sampai 15 porsi. Jadi ada peningkatan yang cukup signifikan karena yang pasti toko online satu pintu, kita punya hotline service dan delivery dipegang oleh para pemuda," katanya.